Kamis, 03 Januari 2013

goa jomblang



Wisata Goa Jomblang-Grubug




Goa Jomblang-Grubug terletak di Padukuhan Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, 8 Km timur kota Wonosari atau sekitar 50 kilometer tenggara kota Jogja. Kedua goa ini merupakan goa yang bertipe perpaduan antara goa vertikal dan horizontal. Letak goa yang berada di tengah areal ladang kering berbatu dengan jalan yang cukup menantang dengan batu- batuan di sepanjang jalan menuju lokasi goa ini.



Kali ini saya berkesempatan berkunjung ke goa ini atas ajakan teman dari kota Cepu yang mempunyai rencana berwisata ke goa Jomblang bersama teman-teman backpakernya. Perjalanan kali ini saya melakukan persiapan mental selama satu bulan karena belum pernah melakukan wisata seekstrem ini, menuruni tebing setinggi 60 meter untuk menikmati kedua goa ini. Perjalanan menuju kedua goa ini cukup mudah, anda hanya tinggal memacu kendaraan anda dari kota jogja menuju kota Wonosari melewati jalan wonosari. Sesampai di kota Wonosari, anda tinggal menyelusuri jalan tersebut tanpa belok-belok ke sampai bertemu dengan plang “wisata goa kali suci”. Ikuti jalur tersebut sampai bertemu plang bertuliskan goa Jomblang (jalan tanah berbatu). Setelah melintasi wilayah desa dan areal sawah sejauh kira-kira 2km, Akan terlihat Resort Goa Jomblang dengan taman yang tertata rapi.


Goa Jomblang
Untuk menuju dasar goa Jomblang kita harus menuruni tebing sekitar 60m dengan teknik SRT (SRT (single rope technic). Sesampainya di lokasi saya dan teman-teman melakukan persiapan peralatan seperti helm, sepatu, peralatan-peralatan SRT dan tentunya persiapan perlindungan kamera dari air yang jatuh dari dinding bantuan karst dan benturan (saya sendiri pakai kantong plastik,tapi tidak baik buat dicontoh hehe). Perasaan was-was, takut, pengen tau masih terus menghatui otakku sampai akhirnya giliranku turun. Ternyata saat turun rombongan kita tidak menggunakan teknik SRT melainkan dengan digerek seperti menimba karena keterbatasan kesediaan alat. Perlahan-lahan saya diturunkan oleh tim operator. Tantangan pertama adalah tetesan air yang jatuh dari atas tebing untungnya saya sudah melakukan persiapan perlindungan terhadap kamera (pakai kantong plastik, tp jangan di contoh kalau g kepepet ^^). Tantangan kedua ketika tas bawaan saya kesangkut di pohon yang tumbuh di sela-sela tebing goa tersebut.




Saat turun saya selalu melihat kebawah menikmati salah satu keistimewaan goa ini yaitu keindahan  hutan yang berada di sekitar dasar goa ini. Kata pemandu, hutan ini dulunya ada di atas namun karena suatu hal, tanah beserta batuannya rubuh sehingga pohon yang waktu itu berada diatas batuan yang rubuh pun ikut terbawa jatuh dan tetap tumbuh hingga saat ini. Setelah teman-teman sampai kedasar goa, pemandu mulai mengisyaratkan kami untuk mengikutinya. Perjalanan kali ini kita memasuki,menelusuri lorong yang menghubungkan Gua Jomblang dengan gua vertikal lainnya yang bernama Grubug. Lorong ini cukup lebar dengan panjang sekitar 500 m. Menelusuri lorong ini tidaklah terlalu sulit, karena telah ada jalan setapak yang terbentuk dari bebatuan yang disusun memanjang. Namun, penjelajah tetap harus berhati-hati, karena suhu gua yang lembab menyebabkan jalan sepanjang lorong ini menjadi licin.

Hampir sampai di ujung lorong kami melihat keindahan cahaya yang luar biasa. Kami pun mempercepat langkah kami karena tidak sabar dengan cahaya yang luar biasa itu. Pemandangan cahaya matahari yang menerobos kegelapan abadi di dasar Gua Grubug akan begitu menakjubkan. Sinar ini menyentuh sejumlah stalaktit dan stalagmit yang terbentuk oleh tetesan air selama ribuan tahun. Dua buah stalagmit besar berwarna hijau kecoklatan berdiri tegak di tengah dasar Gua Grubug. Untuk melihat cahaya ini anda  harus sudah mencapai dasar goa Grubug antara jam 10.00 sampai jam 13.00 WIB. Di sisi lain goa, terdapat aliran sungai yang berasal dari Kali Suci. Di musim kemarau, kita bisa bermain air disana karena arus sungai yang tidak terlalu besar ini atau bisa menyelusuri sungai tersebut dan kita akan menemukan air terjun bawah tanah. Namun, jika musim hujan tiba, aliran sungai ini akan semakin deras dan juga semakin dalam. Disarankan untuk tidak mencoba bermain di sungai tersebut karena takut terjadi hal yang tak diingikan


Perlahan-lahan keindahan cahayanya mulai hilang, waktunya kami melakukan perjalanan pulang menuju dunia bawah langit kembali. Semoga menikmati keindahan cahaya luar biasa yang menerobos kegelapan perut bumi ini lagi suatu saat nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar